Keinginanmu akan melahirkan masalah yang seukuran dengan keingininanmu
Ada yang menginginkan sesuatu yang besar, tetapi kemudian mengurangi keinginannya setelah mendapat suatu masalah. Bahkan ada pula yang keingininnya disesuaikan agar tidak menghadapi masalah, afraid of failure (takut akan kegagalan). Apapun masalah yang kita hadapi dalam mencapai suatu keinginan, tidaklah sebesar yang kita pikir. Renungkanlah, apakah orang yang tidak memiliki keinginan itu tidak memiliki masalah? Menurut saya tiadanya suatu keinginan adalah masalah terbesar.
Tidak ada hal buruk yang bisa menjadi kebaikan
Banyak yang melakukan keburukan-keburukan dengan alasan “the end justifies the means.” Apapun caranya, yang penting tujuannya baik. Banyak contoh-contoh di sekitar kita, Seorang pencuri yang mencuri untuk membesarkan anaknya, mungkin ada perusahaan yang memberi suap di sana sini, melanggar peraturan dengan membuang limbah sembarangan, “toh lingkungannya juga dapa untung, pabriknya memperkerjakan banyak orang.” Apakah pekerjaan yang mereka terima semulia dengan penyakit-penyakit yang akan mereka alami karena limbah itu?
Jika kita memang bertujuan untuk kebaikan, mengapa kita harus takut melakukannya dengan cara-cara baik.
Bila engkau memimpikan sebuah pekerjaan yang jujur dengan janjinya, berlakulah jujur di dalam pekerjaanmu.
Hanya dengan berlaku jujur kita bisa menunjukkan bahwa kita pantas atas sebuah pekerjaan yang jujur kepada kita. Kita memang sangat berhak berdoa, meminta dari Tuhan yang Maha Kuasa. Tetapi do’a itu haruslah diikuti dengan memantaskan diri untuk mendapatkan apa yang kita minta. Banyak yang berdo’a ingin rejeki dilimpahkan, tetapi setelah do’anya dikabulkan malah menjadi sombong, pelit bahkan serakah, sikat sana sikat sini. Pantaskah orang seperti itu mendapatkan rejeki?
From MT
No comments:
Post a Comment