- KIta tidak mungkin menjadi damai dengan menyalahkan orang lain dan sikap demikian itu timbul karena kurangnya ketelitian berpikir. Memang tidak semua kesalahan itu merupakan kesalahan kita. Orang terdekat seperti suami / istrilah paling sering disalahkan. Sikap menyalahkan orang lain itu tidak baik karena berarti tidak melihat keharusan untuk memperbaiki diri sendiri.
- Bagaimana menghadapi orang yang tidak mau memaafkan padahal kita sudah minta maaf ? Orang yang tidak memaafkan tidak lebih penting daripada kesediaan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
- Bagaimana menghadapi orang yang mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu kita ? Katakan : Terima kasih, saya tidak bangga dengan kesalahan yang telah saya lakukan di masa lalu, tetapi itu telah membuat saya menjadi pribadi yang lebih baik . Apakah Anda menjadi kurang menyayangi saya karenanya ?
- Bagaimana mengatasi ketidak beranian dalam melangkah ? Keberanian dalam bertindak bersumber dari kesediaan untuk bertanggung jawab. Ambil tanggung jawab dan melangkahlah.
- Ada kecederungan saya untuk menyalahkan bawahan / orang lain, bagaimana mengatasinya ? Menyalahkan orang lain itu perilaku buruk. Salahkan diri sendiri dan bila kita tahu caranya bisa lucu sekali. Tugas pertama kita adalah mengenal diri kita sendiri dengan baik ; bersalaman dengan diri sendiri dengan hangat dan katakan : how are you doing ? I love you man, lalu segera berkerja dengan baik.
- Bagaimana melihat ayah yang sakit tetapi selalu menyalahkan ibu ? Saat kita melihat orang sakit yang berburuk sikap, maka kita perlu mengasihani dia, mendoakan dia. Bayangkan bila kita sendiri harus alami seperti itu. Seringkali sakit hati yang terdalam karena perbuatan orang yang paling kita kasihi.
- Terhadap kejadian buruk yang ada disekitar kita, perlukah kita menyalahkan orang lain ? Ambil tanggung jawab walau itu kesalahan orang lain. Pemimpin yang baik akan menjadikan apapun yang tadinya buruk disekitarnya menjadi baik.
- Bagaimana menghadapi isteri yang memberangkatkan suami ke kantor dengan marah, belum sarapan dan bahkan belum bangun dari tidurnya ? Dibutuhkan suami yang tegas untuk menghadapi itu dan tetap perlu bersabar.
- Bagaimana menghadapi ibu mertua yang kasar padahal tinggal serumah dengan mertua ? Waktu hati terasa sakit tetapi tetap dapat bersikap baik, Tuhan sudah menyiapkan jawaban. Dalam sakit hati yang dirasakan tetaplah berdoa. Katakan pada diri sendiri, akau bersikap baik sebagai pelayanan kepada Tuhan. Jangan lapor pada suami. Doakan suami perkerjaannya berhasil agar dapat segera punya rumah sendiri.
- Bagaimana menghadapi atasan yang menahan bawahannya ? Atasan adalah wakil Tuhan untuk menjadikan kita seorang pemimpin yang baik. Tidak ada kejadian apapun didunia ini yang tanpa campur tangan / ijin Tuhan. Perlu kita mampu melihat dan mengerti saat ide ditolak, sesungguhnya orangnya yang ditolak.
- Bagaimana meredam amarah yang datang dengan tiba-tiba? Hati ada dindingnya, kalau dinding hatimu tipis, ada masalah akan mudah sekali menjadi marah, tetapi bila dinding hatimu tebal akan mudah menahan diri, akan mampu marah dengan anggun dan bahkan mampu memberikan nasehat yang memuliakan .
- Orang yang mampu bersabar dan bersyukur walau direndahkan oleh atasan, dia tidak menjadi lemah melainkan dia akan menghebatkan dirinya menjadikan dirinya pribadi yang kuat. Setelah menjadi hebat maka ganti atasannya yang menahan agar dia tidak keluar.
- Sikap menyalahkan diri sendiri karena lingkungan yang berantakan, ini merupakan sikap pemimpin yang mengambil tanggung jawab pribadi. Pemimpin akan mempermudah orang yang berlaku baik dan mempersulit orang yang akan berlaku buruk.
- Prinsip; jangan ditawar , pertahankan sampai titik darah penghabisan, tetapi pengertian kita tentang prinsip itu sering salah . Kalau benar, bersikap apapun akan benar. Hati-hati dengan kekerasan dalam kekakuan, yang baik melihat yang lebih luas dan dari sudut pandang yang lebih tinggi.
- Apapun yang terjadi dalam lingkungan kita perlu menjadi pelajaran bagi kita. Ilmu datang kepada kita melalui 2 cara : diturunkan dan diamati. Kita perlu mempelajari kehidupan bukan hanya melalui Kitab Suci melainkan juga melalui alam semesta dan perilaku manusia yang ada disekitar kita. Kita bukannya menyalahkan melainkan mengamati, membaca dan mengambil pelajaran dari itu semua.
- Cara kita menyikapi kesalahan orang lain tergantung dari ukuran kita. Orang yang ukurannya besar tidak akan terpengaruh oleh kesalahan orang lain.
- Bagaimana sikap kita saat dimanfaatkan oleh orang yang berbuat negatif ? Jangan bergaul di lingkungan yang buruk. Salahkan dirimu sendiri bila dimanfaatkan oleh lingkungan yang buruk.
- Menghadapi atasan yang bersikap buruk; semua itu menjadi urusan yang kecil bila kita tinggalkan. Kita fokuskan berbakti pada atasan yang lebih tinggi ( pemilik perusahaan ). Terimalah atasan yang buruk itu sebagai ujian bagi kita.
- Sikap menyalahkan orang lain mudah dilakukan karena akan selalu ada yang bisa disalahkan. Keberuntungan kita menjadi kambing hitam yang terbesar. Kita bisa saja kecewa tetapi saat menyalahkan orang lain kita tidak memperbaiki diri sendiri. Maka jadilah berani dan tegas mengambil tanggung jawab pribadi, maka kita akan bisa menjadi pribadi sebagaimana Tuhan menghendaki kita menjadi.
No comments:
Post a Comment